Jul 15, 2009

Prinsip Sang Pedagang Gorengan

Tulisan kali ini saya ambil dari sebuah thread di Kaskus berjudul sama ditulis oleh LordDF, aktivis Kaskus, yang sedang menjadi hot thread. Sumber asli silakan klik di sini.

Prinsip Sang Pedagang Gorengan

Di Yogyakarta, ada seorang penjual gorengan yang sudah tua. Dia berjualan di depan bengkel tua yang kecil. Setiap sore sekitar jam 4 dia mulai berjualan di sana...

Ketika saya membeli disana, saya menunggu tempe gorengnya matang. Kebetulan tempe gorengnya belum matang. Sambil menunggu gorengan matang, tiba-tiba ada peminta-minta yang datang...

"Bu, gorengannya seribu ya!"

WTF?#$!
1.000?


Lalu ibu itu memberinya tahu isi dan bakwan. ANEHNYA, dia memberinya sebungkus penuh. 1.000 = Sebungkus?? Impossible! Gw aja beli 5.000 baru dapet sebungkus penuh. Setelah orang ntu pergi, langsung saja saya tanyakan.

"Bu, kok banyak sekali sih dikasih?? "
"Kasihan mas... " , jawab si ibu.

Langsung aja saya cecar lagi...
"Lha, kalo begitu untungnya darimana bu?? "
Jawabannya ternyata...

"Bohong saya kalau saya bilang mendapat untung banyak dari jualan saya. Apalagi seperti barusan. Tapi saya lebih bohong jika saya mengatakan saya tidak bisa membantu orang lain."

Well, saya langsung tertegun...
Jadi inget, kalo ada orang minta-minta, bilangnya "gak da uang"...
Padahal uang seratus ribuan berjejer di dompet.

Sambil tertegun, duduklah saya dengen setia menunggu tempe...
Tiba-tiba, saya disodorkan gorengan lainnya dulu. "Mas, makan dulu mas."
Tentu saja saya menolak, "Nanti saja bu, dirumah saja. "

Jawab si ibu, "Gak papa. Gratis kok, sambil nungguin. "

Kali ini saya gak komen apa-apa. Saya rasa saya makin mengerti maksud sang ibu. Namun, setelah saya menerima tempe goreng saya dan membayarnya, entah kenapa keceplosan, "Emang prinsip hidup ibu apa sih?"

Jawabnya...

"Ibu rasa nggak ada. Bagi ibu, kehidupan adalah prinsip terbaik yang ibu pernah rasakan, jalani, dan ketahui. Kehidupan = prinsip. Kehidupan tanpa prinsip, bukanlah kehidupan."

Well, that's the last answer.

Pulang-pulang, entah kenapa gua jadi melakonlis...
Mikirin ibu itu sambil mau menangis...
Komen terakhir menyatakan, bahwa seseorang kadang hanya sekedar berprinsip...
Padahal menurut ibu itu, prinsip dan kehidupan adalah satu...

Komen dari saya sebagai pemilik blog:
Ternyata bukan dari ajaran guru-guru di sekolah atau perguruan tinggi saya bisa mengerti makna hidup yang sebenarnya. Bukan dari melihat kesuksesan orang-orang kaya, maupun para petinggi-petinggi hidup ini. Melainkan dari orang-orang yang justru tidak saya kira sebelumnya.